Komunikasi Perawat.Komunikasi adalah suatu proses penyampaian
informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada
umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak. Bila tidak ada bahasa verbal yang
dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi
masih dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa tubuh, menunjukkan
sikap tertentu, contohnya dengan tersenyum, menggelengkan kepala,
mengangkat bahu. Cara menggunakan bahasa tubuh ini disebut dengan komunikasi nonverbal.
Komunikasi
merupakan komponen dasar dari hubungan antar manusia dan meliputi
pertukaran informasi, perasaan, pikiran dan perilaku antara dua orang
atau lebih.Komunikasi mempunyai dua tujuan, yaitu untuk pertukaran
informasi dan mempengaruhi orang lain.dan komunikasi perawat ini penting peranannya dilakukan oleh seorang perawat kepada para pasiennya
Interaksi perawat dan pasien akan menghasilkan informasi untuk perawat tentang keadaan pasien dan pada waktu yang bersamaan perawat dapat memberikan informasi
tentang cara-cara menyelesaikan masalah dengan strategi tertentu
sehingga pasien terpengaruh dan mau melakukannya untuk penyelesaian
masalah pasien. Jika pasien menerima dan melakukan informasi yang
diberikan oleh perawat maka perilaku pasien berubah ke arah adaptif yang
merupakan hasil utama tindakan keperawatan.
Sikap komunikasi perawat dapat ditampilkan melalui tindakan atau perilaku sebagai berikut :
1. Gerakan tubuh. seperti sikap tubuh,
ekspresi wajah dan sikap-sikap lain. Misalnya: tersenyum, kontak mata,
sedikit membungkuk pada saat bicara, tidak melipat tangan, tidak
menyilangkan kaki, tidak memasukkan tangan ke kantong.
2. Jarak saat berinteraksi. Ruang intim
sampai 50 cm, ruang pribadi 50-120 cm, dan ruang konsultasi sosial
275-365 cm. Komunikasi terapeutik pada umumnya terjadi di ruang pribadi,
tetapi antara pasien dengan perawat tidak dibatasi meja.
3. Sentuhan. Digunakan dalam komunikasi
terapeutik, tetapi harus dilakukan secara tenang sambil menganalisis
kondisi pasien dan respons yang mungkin akan diberikan oleh pasien.
Sentuhan tidak tepat untuk beberapa situasi, misalnya: terhadap pasien
yang penuh curiga dan tidak percaya kepada orang lain, pasien yang
merupakan korban penganiayaan, pasien yang budayanya melarang atau
membatasi sentuhan. Beberapa contoh sentuhan: bersalaman, menepuk bahu /
mengangkat jempol / tepuk tangan untuk memberikan pujian, memegang
tangan pasien pada saat pasien sedih dan menangis.
4. Diam. Digunakan untuk memfasilitasi
pasien dalam mengekspresikan pikiran dan perasaannya. Hal ini dilakukan
kepada pasien menarik diri, setelah perawat mengajukan pertanyaan maka perawat diam untuk memberi kesempatan pada pasien berpikir tentang jawaban pertanyaan.
5. Volume dan nada suara. Hal ini
mempengaruhi penyampaian pesan. Pada pasien lansia / lanjut usia volume
suara tinggi dengan nada rendah, pada pasien perilaku kekerasan, volume
dan nada suara rendah tetapi tetap tegas.